NB : Ditulis di kamar dorm sambil merenung Gaje :D
Potongan sejarah Aku dan
Hujan
Yang
selama ini tak bisa Aku
jelaskan dengan seutas kalimat biasa
Kini Aku ingin kalian mengerti..
xXx
"I am more lonely
than anyone."
"Ah, our shadow pass each other, and although I can't see you, I will
continue to search for you."
xXx
Langit
menggelap.
Bayangan
dua insan yang dipersatukan itu.
Yang
tadi saling bertemu kini hilang.
Titik-titik
air sedingin kisah mereka mendarat di bahu dan helaian
rambut tanpa dosa.
Saat
Anak gadis itu gagal menahan
air matanya.
Semburat
tangisan tanpa suara seperti anak
kecil merontak
Air
matanya yang jatuh di lantai, bergabung dengan air hujan yang pelan-pelan turun
xXx
It quietly began to rain, the tears of
skyscraper
The two gazed at the steam
The red handprints left quietly
"Aku
mencari suatu keberanian, karena sudah cukup aku
tersandung sebelumnya. Aku mengerti aku
bodoh. Seakan tanpa penyesalan aku berlari."
xXx
Malaikat yang menyaksikan mereka, kembali menangis.
Air matanya berjatuhan di atas bayangan dua sosok
yang terpantul pada kolam cermin di surga. Malaikat turut berduka.
Di bawah sana hujan
kembali turun.
.
Dalam diam Ia berkata
"Ini akan jadi kisah cinta yang menyedihkan."
xXx
I hold you and whisper close to your ear;
"Someday, we'll go beyond that Ferrish-Wheel again."
More than anyone, you were scared of
being in this place
Now I am alone, crying steel tears
xXx
Hujan turun
semakin rapat.
Tetesannya yang menusuk terasa sangat dingin seperti
belati es yang menghujam.
Mereka sama sekali tidak memperdulikan itu.
Meski kakinya
gemetar karena dingin, meski jemarinya
berkerut karena air hujan, meski sekujur
tubuhnya nyeri dibekukan rintik air…
Mereka tetap
tidak peduli.
Terus melangkah
maju.
Bahkan Anak
gadis itu tidak menangis.
"Rain…," katanya,
"aku ingin kau bertahan."
xXx
"It's pouring again today. I'll dance with the rain."
More than
anyone, you were scared of being in this place
Now I am
alone, crying steel tears
xXx
Hari itu
hujan kembali turun, tidak deras,
memang.
Namun dinginnya
tidak seperti biasanya.
Dingin, dingin
sekali. Sampai menusuk tulang dan membekukan hati.
Malam ini
bulan mati lagi, masih terang,
memang.
Lampu-lampu kota berpendar terang
Menerangi jalanan
becek dan genangan-genangan air bening yang
mulai muncul di sana sini.
Kilau cahayanya terpantul indah di permukaan air yang bergoyang.
Akan tetapi rasanya gelap, gelap sekali.
Mengaburkan penglihatan
dan meredupkan semangat hidup.
Menara jauh
di sana telah
mendentangkan lonceng dua belas kali.
Dingin, tanpa
bulan, dan dengan hujan yang tidak juga mereda...
Rasanya semua
makin menyesakkan saja.
Mengapa semuanya
nampak menemani Ia yang berduka?
xXx
Malaikat manis di surga menghapus air matanya yang tidak kunjung kering.
Tetesan-tetesannya yang bening jatuh satu
persatu ke kolam jernih di bawahnya.
Seperti biasa,
kolam itu tetap bergeming meski diguncang atau ditumpahi sesuatu.
Tenang seperti
kaca padat.
Di bawah sana, hujan
sedang turun.
Hujan sendu
yang membekukan setiap menara-menara yang berusaha menjangkau atap dunia. Hujan yang membasahi sayatan menganga di hati milik Anak gadis
yang terluka.
Dalam kesunyian, turunlah...
Air mata pencakar langit
xXx
Sendiri, memandang uap air dan bekas
tangan yang tertinggal diam-diam di balik jendela
Lembut, lembut… kenyataan dirimu
Penuh lumpur… meleleh di depan mata
Di dekat telingamu, aku membisikkan kata-kata
"Kapan-kapan, ayo pergi ke kincir
ria yang tingginya tak tercapai."
Lebih dari siapa
pun, kau takut berada di tempat ini
Sekarang aku sendirian,
meneteskan air mata baja
Di bawah hujan abadi
yang membekukan ini
Dari pencakar langit, aku akan
meraih apa yang baik di suatu tempat
di dunia ini
Sendiri, dan batasan
ruang waktu yang buruk
Melihat mimpi yang mulai runtuh, dibodohi
oleh waktu
Lembut, lembut… kesadaran yang samar
Penuh lumpur… kau yang berbicara mengadu pada sosokku
"Hari ini hujan lagi, kan? Ayo menari bersama hujan."
Lebih dari siapa
pun, kau takut berada di tempat ini
Sekarang aku sendirian,
meneteskan air mata baja
Di bawah hujan abadi
yang membekukan ini
Dari pencakar langit, aku akan
meraih apa yang baik di suatu tempat
di dunia ini
Sudah, aku menunggumu
Payung lebar ini pun akhirnya kucampakkan
Berakhir
Ah, bayangan kita bersimpangan
Meski kau tak
terlihat
Aku akan
terus mencarimu
Sesuatu yang kau takuti lebih dari
apa pun
Sedikit-sedikit aku mulai mengerti
Sampai kapan pun, hujan selalu mengajariku
Sekarang hujan itu dirimu.
Di suatu tempat di dunia ini
Kalau kau menyanyi
sendirian
Sampai kapan pun, aku ada di sini
sendirian
.
Pada suatu saat
Di mana kita berjanji
di atap pencakar langit
xXx
"Aku
ingin menjadi kuat, kekuatan untuk hidupku sendiri.
Sebenarnya aku hanya takut dikhianati.
Hanya melarikan diri tak akan mengubah apa pun. Meski mengerti, aku tak
bisa berubah."
Untukmu Rain…
0 komentar:
Posting Komentar