Minggu, 17 Maret 2013

Some word to Rain from me…



NB : Ditulis di kamar dorm sambil merenung Gaje :D
 
Potongan sejarah Aku dan Hujan
Yang selama ini tak bisa Aku jelaskan dengan seutas kalimat biasa
Kini Aku ingin kalian mengerti..
xXx
"I am more lonely than anyone."
"Ah, our shadow pass each other, and although I can't see you, I will continue to search for you."
xXx


Langit menggelap.
Bayangan dua insan yang dipersatukan itu.
Yang tadi saling bertemu kini hilang.
Titik-titik air sedingin kisah mereka mendarat di bahu dan helaian rambut tanpa dosa.
Saat Anak gadis itu gagal menahan air matanya.
Semburat tangisan tanpa suara seperti anak kecil merontak
Air matanya yang jatuh di lantai, bergabung dengan air hujan yang pelan-pelan turun
xXx
It quietly began to rain, the tears of skyscraper
The two gazed at the steam
The red handprints left quietly
"Aku mencari suatu keberanian, karena sudah cukup aku tersandung sebelumnya. Aku mengerti aku bodoh. Seakan tanpa penyesalan aku berlari."
xXx
Malaikat yang menyaksikan mereka, kembali menangis.
Air matanya berjatuhan di atas bayangan dua sosok yang terpantul pada kolam cermin di surga. Malaikat turut berduka.
Di bawah sana hujan kembali turun.
.
Dalam diam Ia berkata
"Ini akan jadi kisah cinta yang menyedihkan."
xXx
I hold you and whisper close to your ear;
"Someday, we'll go beyond that Ferrish-Wheel again."
More than anyone, you were scared of being in this place
Now I am alone, crying steel tears
xXx
Hujan turun semakin rapat.
Tetesannya yang menusuk terasa sangat dingin seperti belati es yang menghujam.
Mereka sama sekali tidak memperdulikan itu.
Meski kakinya gemetar karena dingin, meski jemarinya berkerut karena air hujan, meski sekujur tubuhnya nyeri dibekukan rintik air…
Mereka tetap tidak peduli.
Terus melangkah maju.
Bahkan Anak gadis itu tidak menangis.
"Rain…," katanya, "aku ingin kau bertahan."
xXx
"It's pouring again today. I'll dance with the rain."
More than anyone, you were scared of being in this place
Now I am alone, crying steel tears
xXx
Hari itu hujan kembali turun, tidak deras, memang.
Namun dinginnya tidak seperti biasanya.
Dingin, dingin sekali. Sampai menusuk tulang dan membekukan hati.
Malam ini bulan mati lagi, masih terang, memang.
Lampu-lampu kota berpendar terang
Menerangi jalanan becek dan genangan-genangan air bening yang mulai muncul di sana sini. Kilau cahayanya terpantul indah di permukaan air yang bergoyang.
Akan tetapi rasanya gelap, gelap sekali.
Mengaburkan penglihatan dan meredupkan semangat hidup.
Menara jauh di sana telah mendentangkan lonceng dua belas kali.
Dingin, tanpa bulan, dan dengan hujan yang tidak juga mereda...
Rasanya semua makin menyesakkan saja.
Mengapa semuanya nampak menemani Ia yang berduka?
xXx
Malaikat manis di surga menghapus air matanya yang tidak kunjung kering.
Tetesan-tetesannya yang bening jatuh satu persatu ke kolam jernih di bawahnya.
Seperti biasa, kolam itu tetap bergeming meski diguncang atau ditumpahi sesuatu.
Tenang seperti kaca padat.
Di bawah sana, hujan sedang turun.
Hujan sendu yang membekukan setiap menara-menara yang berusaha menjangkau atap dunia. Hujan yang membasahi sayatan menganga di hati milik Anak gadis yang terluka.
Dalam kesunyian, turunlah...
Air mata pencakar langit
xXx
Sendiri, memandang uap air dan bekas tangan yang tertinggal diam-diam di balik jendela
Lembut, lembutkenyataan dirimu
Penuh lumpurmeleleh di depan mata
Di dekat telingamu, aku membisikkan kata-kata
"Kapan-kapan, ayo pergi ke kincir ria yang tingginya tak tercapai."
Lebih dari siapa pun, kau takut berada di tempat ini
Sekarang aku sendirian, meneteskan air mata baja
Di bawah hujan abadi yang membekukan ini
Dari pencakar langit, aku akan meraih apa yang baik di suatu tempat di dunia ini
Sendiri, dan batasan ruang waktu yang buruk
Melihat mimpi yang mulai runtuh, dibodohi oleh waktu
Lembut, lembutkesadaran yang samar
Penuh lumpurkau yang berbicara mengadu pada sosokku
"Hari ini hujan lagi, kan? Ayo menari bersama hujan."
Lebih dari siapa pun, kau takut berada di tempat ini
Sekarang aku sendirian, meneteskan air mata baja
Di bawah hujan abadi yang membekukan ini
Dari pencakar langit, aku akan meraih apa yang baik di suatu tempat di dunia ini
Sudah, aku menunggumu
Payung lebar ini pun akhirnya kucampakkan
Berakhir
Ah, bayangan kita bersimpangan
Meski kau tak terlihat
Aku akan terus mencarimu
Sesuatu yang kau takuti lebih dari apa pun
Sedikit-sedikit aku mulai mengerti
Sampai kapan pun, hujan selalu mengajariku
Sekarang hujan itu dirimu.
Di suatu tempat di dunia ini
Kalau kau menyanyi sendirian
Sampai kapan pun, aku ada di sini sendirian
.
Pada suatu saat
Di mana kita berjanji di atap pencakar langit
xXx
"Aku ingin menjadi kuat, kekuatan untuk hidupku sendiri. Sebenarnya aku hanya takut dikhianati. Hanya melarikan diri tak akan mengubah apa pun. Meski mengerti, aku tak bisa berubah."

Untukmu Rain…

Please Give Us Your 1 Minute In Sharing This Post!
SOCIALIZE IT →
FOLLOW US →
SHARE IT →
Powered By: BloggerYard.Com

0 komentar: